Sejarah Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Sejarah
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
manajemen pada umumnya. Sebelum permulaan abad kedua puluh manusia dipandang
sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak kali oleh
majikan. Manusia tidak dihargai karena dianggap sebagai salah satu faktor
produksi yang disamakan dengan mesin, uang dan sebagainya. Majikan lebih
mementingkan atau memberikan perhatian pada sumber daya alam dari pada sumber
daya manusia. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut manusia masih banyak yang
belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga penghargaan
pada manusia masih rendah dipicu pula jumlah tenaga kerja yang berlebihan,
padahal lapangan kerja sangat sedikit.
Dalam
perkembangan selanjutnya perhatian terhadap faktor manusia sebagai sumber daya
manusia jauh lebih besar. Hal ini disebabkan oleh 5 faktor yaitu:
1. Perkembangan
pengetahuan manajemen yang dipelopori oleh Taylor.
2. Kekurangan tenaga kerja
pada perang dunia I bagi negara-negara yang terlibat peperangan.
3. Kemajuan yang dicapai
serikat-serikat pekerja.
4. Semakin meningkatnya
campur tangan pemerintah dalam hubungan antara majikan dan buruh.
5. Akibat depresi besar
tahun 1930.
Adanya ke-lima faktor di atas, pada
sekitar tahun 1950-an para ahli mengkaji kembali pentingnya peranan sumber daya
manusia dalam kegiatan organisasi. Di Indonesia masalah sumber daya manusia
baru mulai diperhatikan lebih serius pada tahun 1970-an. Hal ini dibuktikan
dengan munculnya Undang-undang tentang tenaga kerja, peraturan upah minum,
Kesejahteraan pegawai dan sebagainya. Dalam arah pembangunan jangka panjang
kedua disebutkan bahwa melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya Nasional
diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan
keamanan yang nyata, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang
memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kemampuan manajemen.
Sumber daya manusia termasuk pemuda
dan wanita, sebagai penggerak pembangunan nasional dipadukan aspirasi, peranan
dan kepentingannya ke dalam gerak pembangunan bangsa melalui peran serta aktif
dalam seluruh kegiatan pembangunan. Titik berat pembangunan jangka panjang
kedua diletakkan pada bidang ekonomi yang merupakan penggerak utama
pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara
saling memerlukan, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang
lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan
pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
nasional.
Sampai saat ini peningkatan
kualitas sumber daya masih terus dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak
mempunyai keunggulan komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan
kompetitif, maka negara tersebut bisa lebih bersaing dengan negara lain, contohnya
Jepang. Sumber daya alam yang dipunyai sangatlah minim, akan tetapi sumber daya
manusia yang dimiliki sangatlah berkualitas, hal ini dapat menempatkan Jepang
sebagai negara maju di dunia. Untuk itulah negara Indonesia yang sudah
mempunyai keunggulan komparatif, harus selalu digalakkan tentang peningkatan
kualitas sumber daya manusianya agar tidak ketinggalan negara-negara lain.
0 Komentar